
Dalam kehidupan ini, manusia selalu berada di persimpangan dua jalan: menuju ridha Allah atau terperosok dalam jebakan iblis. Di tengah gempuran dunia yang menipu, kita memerlukan panduan yang jelas dan kuat. Salah satu warisan ulama yang sangat bermanfaat adalah kitab Nashoihul ‘Ibad, karya Syekh Nawawi al-Bantani, ulama besar asal Banten yang dikenal keilmuannya di dunia Islam.
Dalam kitab ini, Syekh Nawawi menjelaskan dengan gamblang siapa yang menjadi kekasih Allah (Waliullah) dan siapa yang ditakuti oleh iblis. Penjelasan ini bukan hanya teori, tetapi menjadi cermin untuk kita semua dalam menilai sejauh mana langkah kita menuju Allah, atau justru sedang terseret oleh tipu daya setan.
Ciri-Ciri Kekasih Allah (Waliullah)
Menurut Nashoihul ‘Ibad, kekasih Allah adalah orang yang takut kepada-Nya, tunduk terhadap perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Mereka menjaga hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan juga dengan sesama manusia (hablum minannas).
Berikut beberapa ciri yang disebutkan dalam kitab tersebut:
Takut kepada Allah dalam setiap keadaan
Ia selalu merasa diawasi Allah (muroqobah) dan tidak berani melanggar aturan-Nya meskipun dalam kesunyian.
Ikhlas dalam beramal
Segala amal yang dilakukan hanya untuk mencari ridha Allah, bukan pujian atau popularitas.
Menjauhi maksiat dan memperbanyak amal sholeh
Ia menjaga lisannya, matanya, dan hatinya dari hal-hal yang diharamkan. Ia juga rutin menjalankan ibadah sunnah, seperti tahajud, puasa sunnah, dan memperbanyak istighfar.
Zuhud terhadap dunia
Tidak tergiur oleh gemerlap dunia, karena hatinya lebih terpaut pada akhirat.
Teguh dalam kebenaran dan sabar dalam ujian
Ia tetap lurus meski dicaci, tetap sabar meski diuji.
Syekh Nawawi mengutip sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah berfirman: Tidak ada yang lebih Aku cintai daripada seorang hamba Mukmin yang miskin dan sabar, yang jika dia diseru, dia segera menyahut, dan jika dia diuji, dia bersabar.” (Nashoihul ‘Ibad, Bab 4)
Siapa yang Paling Ditakuti Iblis?
Dalam kitab tersebut juga dijelaskan bahwa iblis memiliki kemampuan menjerumuskan manusia, bahkan ahli ibadah sekalipun, jika mereka tidak memiliki ilmu dan pemahaman yang benar.
Namun, ada satu golongan yang sangat ditakuti oleh iblis, yaitu:
Seorang alim yang mengamalkan ilmunya.
Iblis sendiri berkata dalam sebuah riwayat:
“Aku bisa menyesatkan tujuh puluh ahli ibadah, namun aku tidak mampu menyesatkan satu orang alim yang benar-benar mengamalkan ilmunya.”
Ini adalah isyarat kuat bahwa ilmu yang diamalkan adalah senjata paling mematikan bagi setan. Seseorang yang hanya berilmu tetapi tidak mengamalkan, atau rajin ibadah namun tidak paham syariat, bisa dengan mudah terjerat oleh tipu daya iblis.
Iblis tahu bahwa seorang alim yang ikhlas dapat:
Membimbing umat dari kegelapan kepada cahaya
Membongkar tipu muslihat setan
Menjadi teladan dan pemimpin umat
Maka, tidak heran jika iblis sangat takut kepada mereka.
Pelajaran untuk Kita Semua
Kitab Nashoihul ‘Ibad bukan hanya buku nasihat, tetapi peta jalan spiritual. Ia membimbing kita agar tidak terperdaya oleh iblis, dan berusaha menjadi hamba yang dirindukan oleh Allah.
Dari penjelasan ini, kita bisa merenung:
Sudahkah kita belajar ilmu agama secara sungguh-sungguh?
Apakah ilmu itu sudah kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari?
Apakah kita menjaga keikhlasan dan menjauhi kemaksiatan?
Menjadi kekasih Allah bukan tentang penampilan luar, tetapi tentang hati yang tulus dan amal yang istiqamah. Dan menjadi musuh iblis bukan dengan marah-marah atau menyebut namanya, tetapi dengan ilmu, iman, dan amal yang benar.
Syekh Nawawi al-Bantani melalui Nashoihul ‘Ibad memberikan warisan besar untuk umat Islam. Ia mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah ujian, dan untuk lulus dari ujian itu, kita harus menjadi kekasih Allah yang sejati dan musuh iblis yang ditakuti.
Semoga kita termasuk golongan yang dicintai Allah, dijauhkan dari godaan iblis, dan diberi kekuatan untuk terus memperbaiki diri. Aamiin.